Tadisi Wiwit Poktan Ngudi Makmur Dlingosatu 2017 (Dok: KKN UMY 02) |
Makna dari tradisi wiwit adalah panjatan doa dan ungkapan
syukur atas limpahan hasil panen dari Yang Maha Kuasa. Selain itu tradisi wiwit sebagai media atau sarana terjalinnya interaksi sosial diantara para
petani serta hubungan keselarasan antara petani pemilik lahan dengan
alam.
Di Dlingosatu upacara tradisi wiwit yang sebelumnya sempat
nyaris hilang tergerus jaman, kini mulai bangkit kembali diprakarsai oleh Poktan Ngudi Makmur. Tradisi ini dilaksanakan setelah memasuki
musim panen padi.
Prosesi wiwit, terbagi dalam dua bagian. Dalam hal ritual, seperti lazimnya sesaji, ada tetua kampung ataupun mbah kaum yang biasanya memimpin doa lalu diteruskan dengan pemotongan batang padi yang pertama sebagai pertanda proses panen padi bisa segera dilakukan. Dan yang kedua, adalah proses makan bersama. Ubo rampe berupa nasi tumpeng, sayur kluwih, urap atau kluban, pelas, telur, tempe tahu goreng, rese (ikan asin) dan peyek segera dibagi-bagikan dalam bungkus daun pisang dan daun jati. Yang menarik, semua yang hadir mendapat jatah makanan yang sama. Dan bisa ikut bersantap menu tradisional di tengah sawah.
Pada masa panen kali ini tingkat keberhasilan mencapai 97%. Kegagalan panen terjadi karena tanaman padi roboh terkena angin. (es)
0 komentar :
Posting Komentar
Terimakasih telah berpartisipasi memberikan komentar terbaik anda. Isi komentar di luar tanggung jawab redaksi.